Pada suatu hari, aku transit di masjid dekat terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Aku
istirahat duduk-duduk di serambi masjid. Di situ aku merasa canggung, karena
ada anak laki-laki yang melihat aku terus. “Apa ada yang aneh ya dengan wajahku?”
batinku.. terus aku melihat wajah aku di kaca jendela masjid yang ada
dibelakang aku, sebuah kaca yang tak begitu jelas memantulkan bayangan wajahku,
hanya terlihat samar-samar, “Hmm, wajahku biasa-biasa aja gak ada yang aneh
atau menarik”. Batinku lagi… Pandangan laki-laki itu ganti teralihkan ke hewan
semut yang ukurannya agak besar, dia terlihat ceria dan tanganya mengejar semut
itu dia sedang bermain dengan semut itu. Sekarang ganti aku yang memandang anak
laki-laki itu, anak laki-laki itu sekitar berumur 9 tahunan, bersih, memakai
kaos dan celana pendek. Disampingnya ada Bapak-bapak dan Mas-mas, yang
tiba-tiba memberikan sebungkus Wafer, aku mengira itu adalah keluarganya, tapi
ternyata bukan. Ketika aku berjalan meninggalkan masjid tiba-tiba adzan ‘Ashra
berkumandang, di dekat pintu gerbang masjid rasanya seperti ada yang
menghentikan langkah kakiku dan aku langsung menoleh ke belakang melihat anak
itu, dia berjalan ngesot menuju kresek berwarna hitam yang letaknya sekitar 2
meter dari tempatnya. Dia tersenyum dengan menampakkan giginya, mengambil baju
koko di dalam kresek dan tanpa melepas kaos yang dia pakai dia langsung memakai
baju koko itu di tempat. Baju kokonya berwarna biru muda dan terlihat bermerk dan
berkualitas, namun pada celananya bagian pantanya terlihat lusuh berdebu..
Tiba-tiba air mataku menetes.. ternyata anak itu tadi lumpuh, dia tidak bisa
berjalan, dan yang membuatku terharu adalah dia begitu langsung bergegas
memenuhi panggilan adzan dengan wajah ceria, iya wajah ceria.. Subhanalloh..
Aku dibuat malu dengan anak kecil itu, aku masih sering merasa males, suka
menunda-nunda, bahkan senyuman pun tak ada ketika adzan berkumandang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar