Minggu, 07 Juni 2015

PANDANGAN ANAK LAKI-LAKI



Pada suatu hari, aku transit di masjid dekat terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Aku istirahat duduk-duduk di serambi masjid. Di situ aku merasa canggung, karena ada anak laki-laki yang melihat aku terus. “Apa ada yang aneh ya dengan wajahku?” batinku.. terus aku melihat wajah aku di kaca jendela masjid yang ada dibelakang aku, sebuah kaca yang tak begitu jelas memantulkan bayangan wajahku, hanya terlihat samar-samar, “Hmm, wajahku biasa-biasa aja gak ada yang aneh atau menarik”. Batinku lagi… Pandangan laki-laki itu ganti teralihkan ke hewan semut yang ukurannya agak besar, dia terlihat ceria dan tanganya mengejar semut itu dia sedang bermain dengan semut itu. Sekarang ganti aku yang memandang anak laki-laki itu, anak laki-laki itu sekitar berumur 9 tahunan, bersih, memakai kaos dan celana pendek. Disampingnya ada Bapak-bapak dan Mas-mas, yang tiba-tiba memberikan sebungkus Wafer, aku mengira itu adalah keluarganya, tapi ternyata bukan. Ketika aku berjalan meninggalkan masjid tiba-tiba adzan ‘Ashra berkumandang, di dekat pintu gerbang masjid rasanya seperti ada yang menghentikan langkah kakiku dan aku langsung menoleh ke belakang melihat anak itu, dia berjalan ngesot menuju kresek berwarna hitam yang letaknya sekitar 2 meter dari tempatnya. Dia tersenyum dengan menampakkan giginya, mengambil baju koko di dalam kresek dan tanpa melepas kaos yang dia pakai dia langsung memakai baju koko itu di tempat. Baju kokonya berwarna biru muda dan terlihat bermerk dan berkualitas, namun pada celananya bagian pantanya terlihat lusuh berdebu.. Tiba-tiba air mataku menetes.. ternyata anak itu tadi lumpuh, dia tidak bisa berjalan, dan yang membuatku terharu adalah dia begitu langsung bergegas memenuhi panggilan adzan dengan wajah ceria, iya wajah ceria.. Subhanalloh.. Aku dibuat malu dengan anak kecil itu, aku masih sering merasa males, suka menunda-nunda, bahkan senyuman pun tak ada ketika adzan berkumandang..

DUA ANAK TIDAK CUKUP



Pasti bakalan kena protes nih karena udah menentang program pemerintah tentang Keluarga Berencana alias program KB. Ya… sebagai warga negara baik, gue gak akan searnakis itu.. ini adalah sebuah tulisan yang pengen gue tulis begitu aja tanpa ada maksud apa-apa, ya… karena gue suka nulis gitu aja, ya… tapi walaupun gue gak punya bakat, ya…. yang penting gue nulis, ya… gue akan nulis tentang slogan yang gue buat yaitu “Dua Anak tidak Cukup”. Santai saja bukan termasuk dalam program KB kog, tapi gue menyebutnya program KB-ANAK, yang kepanjangannya Kegiatan Belajar “Ayo Ngaji Anak-anak Kusayang”.. Seperti itu….. *gak nyambung*
TPA merupakan salah satu tempat untuk anak-anak belajar mengaji, dari mengaji Iqro’, Al-Qur’an, Tajwid, Fiqih, Akhlak dan lain sebagainya. Banyak anak-anak TK maupun SD pada sore menuntut ilmu di TPA. Mereka sangat semangat, pagi sekolah di umum dan setelah dzhuhur atau sore pergi mengaji,, Luar Biasa, semangatnya itu loh.. Namun kebanyakan setelah lulus SD sebagian dari mereka berhenti untuk tidak mengaji di TPA lagi.. sebenarnya anak SMP itu masih anak-anak kog, jadi pantes saja kalau ikutan program KB-ANAK.. Anak SMA juga masih anak-anak kog.. Sepertiya gue juga masih anak-anak kog…
Ya, ini berdasarkan tanya-tanya dan pengamatan:
Alasan masih mau mengaji di TPA:
-          Ilmu agama sangat penting
-          Ada teman
-          Di suruh ortu
-          Di ajak ustadz

Alasan gak mau mengaji di TPA:
-          Gensi ngaji ama anak SD
-          Males
-          Malu gak bisa ngaji
-          Ikut ekstra di sekolahan
-          Les
-          Jadul

Gue kagum melihat anak-anak kecil yang semangat mengaji di TPA. Melihat melafalkan Al-Qur’an terbata-bata, ada yang takut, ada yang nangis di marahin ustadznya *haha, mirip gue dulu*, ada yang sulit gak bisa baca, dan ada yang lancar jaya. Terus dari segi sosialnya, mereka juga sangat ceria, bisa bermain, berlari-larian saling kejar mengejar, dan ada yang saling berantem, ada yang gigit-gitan sampai nangis. Masih banyak lagi cara anak-anak bersosialisasi yang sangat mengagumkan jika di amati. Ya itu adalah sebuah dunia anak-anak yang harus dipupuk dan dikembangkan dengan ajaran yang baik. Gak semua anak-anak bisa menerima ilmu dengan baik, karena memiliki kemampuan yang berbeda apalagi masih anak kecil belum mampu berfikir untuk memahami secara mendalam.
Gue sendiri termasuk dalam anak yang sulit untuk menangkap ilmu yang diajarkan oleh ustadz.. waktu di TPA dulu gue bener-bener bodoh, ilmu tajwid sering dipelajari tapi gak paham belas. Setelah lulus SD gue gak mau ngelanjutin sekolah di SMP, gue pengenya di MTs. MTs nya ternyata di dekat rumah gak ada, akhirnya gue merantau di pondok. Di pondok gue pun juga bodoh, waktu ulangan sering dapet nilai jelek, ilmu tajwid dapet nilai 0 (NOL) huft, bener-bener payah gue. Iya itu adalah sebuah usaha, walaupun sulit untuk menerima ilmu tapi harus tetap semangat belajar. Alhamdulillah dalam diri gue selalu ada semangat, waktu libur sekolah umum gue ada di kamar sendirian, tidur-tiduran sambil hafalan nadzoman, dan gue juga baca-baca buku tajwid tapi bukan dalam bentuk kitab pegon, yang gue baca buku tajwid terjemahan, dari baca-baca sendiri itulah gue mulai mengeti ilmu tajwid. Mungkin selama itu gue belum bisa menangkap ilmu yang dijelaskan oleh ustadz, ya tapi dengan selalu ta’dzim, mendengar dan memperhatikan ustadz menjelaskan, maka ilmu juga akan bisa diterima. oke lanjut ke topik awal, next….
Walaupun gak bisa menerima ilmu dengan banyak, jika pernah di TPA minimal mereka akan selalu ingat “dulu waktu kecil aku pernah mengaji”, dan itu bisa di jadikan pedoman ketika sudah menjadi anak besar. “Aku ingin lanjut mengaji lagi aku pengen bisa”, ataukah “Aku kangen masa kecilku di TPA”, ataukah “dulu aku bisa mengaji kog sekarang gak bisa ya”, ataukah “Ah, kenangan masa lalu, sekarang aku ingin sukses, gak ada waktu buat mengaji”, ataukah “Ayo anakku ngaji di TPA, mama dulu juga ngaji di TPA loh”, ataukah “Aku ingin tobat, dulu aku kan pernah di TPA sekarang aku pengen mengaji lagi”, dan lain sebagainya, yang penting bisa di jadikan pedoman.
Anak-anak kecil adalah anak yang lucu dan polos, seneng gitu melihat generasi kecil semangat dan ceria ada di TPA. Melihat wajahnya seperti ada sebuah potensi pada diri mereka yang harus di kembangkan biar bisa menjadi anak yang beguna bagi agama dan bangsa. Jadi tidak cukup kalau dua anak saja yang ikut program KB-ANAK, gue akan kampanye lagi.. Ayo! “Dua Anak tidak Cukup” ayo anak-anak Indonesia ikutan program KB-ANAK,,,,, AKU BANGGA JADI ANAK INDONESIA… begitulah kira-kira… Cukup sekian tulisan yang gue pengen tulis begitu aja..





SUARA TEROMPET



Wah, lagi heboh-hebohnya berita suara terompet sangkakala di Jerman ya. Gue dulu juga pernah heboh sendiri ama suara terompet. Waktu itu adalah hari Jum’at gue sedang mandi Jum’at. Baru aja naruh sampo di rambut, tiba-tiba gue mendengar suara yang sangat keras dan bising banget. Gue langsung deg-degan banget, biasa keparnoan gue langsung muncul, “Apa itu suara kapal terbang, tapi kog suaranya gini, gak kayak biasanya, wah ini kan hari Jum’at apa jangan-jangan itu suara terompet sangkakala” batin gue sambil cemas. Suaranya pun semakin kuat mendekat ke rumah gue, gue kebingungan sendiri langsung bilas rambut gak begitu bersih dan langsung pakai baju. Gue langsung keluar rumah. Ternyata itu tadi adalah suara semprotan nyamuk alias fogging, iya dari kecil memang agak phobia ama suara itu selalu merinding.